Akhirnya, setelah satu tahun menghilang kegiatan Riksa Budaya Sunda hadir kembali di tahun 2022 ini. Namun, akankah semeriah dulu?

Riksa Budaya Sunda atau RBS adalah acara rutin Mahasiswa Pendidikan Bahasa Sunda, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang digelar setiap tahun, dalam rangka memperingati dan memeriahkan Hari Basa Ibu Internasional (Poé Basa Indung Internasional/PBII) yang bertepatan pada tanggal 21 Februari.

Poster Riksa Budaya Sunda 2022

Pertama kali dilaksanakan tahun 1983 dengan nama kegiatan Cerdas Cermat Basa Sunda (CCBS). Barulah pada tahun 2002 berganti menjadi Riksa Budaya Sunda (RBS).

Setiap tahun kegiatan ini digelar dengan meriah, dan semakin menunjukkan perkembangan setiap tahunnya. Penambahan mata lomba, kualitas bintang tamu, dan juga hadiah lomba berdampak pada peningkatan tren dalam upaya ngamumulé atau memelihara bahasa Sunda di kalangan para pelajar daerah Jawa Barat.



Sehingga pada puncaknya, yaitu RBS 2019 yang mana saat itu bekerja, sama salah satunya dengan Disparbud Jabar, ternyata sukses mencuri perhatian di tanah Sunda, terutama di lingkungan pendidikan. Bahkan di pencarian Google terdapat hampir 13 ribu hasil, mengungguli RBS 2018 dan tahun sebelumnya.

Setelah berhasil di 2019, selanjutnya kegiatan ini ternyata turut terdampak pandemi corona. Sehingga pada RBS 2020, untuk pertama kalinya dilaksanakan secara daring. Bahkan pernah vakum di tahun 2021 karena banyak aspek yang tidak mendukung.

Tahun ini, 2022 rupanya RBS hadir kembali. Namun akankah ‘seramai’ dulu? Jawabannya, mungkin.

Jelas ini akan berbeda dengan sebelumnya, yang biasanya dilaksanakan di suatu gedung atau tempat tertentu dengan keadaan berkumpul secara langsung. Ya itu lebih meriah.

Namun karena kegiatan dilaksanakan secara daring pula, maka sebenarnya bisa lebih masif dan lebih banyak konten bertebaran di media sosial. Terlebih jika bisa viral atau ‘fyp’ istilah gaul anak-anak Tikotok jaman sekarang. Xixi.

Pada akhirnya, kita semua berharap kegiatan ini dapat berhasil. Menginfluensi masyarakat Jawa Barat terutama para penutur bahasa Sunda, baik di sekolah, di Universitas, dan tokoh-tokoh budaya. Sehingga kita semua menyadari betapa megahnya dan juga pentingnya menjaga warisan leluhur.

Bahasa adalah ciri suatu bangsa.

Leungit basana leungit ogé bangsana.

Sunda, Sunda, Sunda, JAYA!


No comments: