Ternyata tidak hanya router Mikrotik saja yang bisa mengatur bandwidth, router TP-Link pun bisa. Cara mengaktifkan fitur ini yaitu melalui menu Advanced pada halaman utama login tp-link.



Selanjutnya buka menu QoS (Quality of Service) artinya kualitas pelayanan. Berikut tampilannya setelah membuka setting pada menu tersebut.




PENJELASAN:




1. Centang kotak disamping Enable untuk mengaktifkan fitur QoS atau klik lagi centang untuk menonaktifkan fitur tersebut.




2. Untuk kinerja internet terbaik, bandwidth unggahan dan unduhan yang Anda tetapkan TIDAK boleh melebihi bandwidth sebenarnya. Direkomendasikan untuk menguji bandwidth Anda yang sebenarnya terlebih dahulu (misalnya, melalui www.speedtest.net)




3. Setelah mengetahui bandwidth sebenarnya (bandwith sesungguhnya dari internet yang dipakai), kita bisa atur melalui kolom upload dan download dengan satuan Kbps/Mpbs/Gbps. Agar pemakaian bandwidth lebih hemat bisa dengan mengaturnya lebih rendah dari bandwidth sesungguhnya, misal setelah di tes melalui www.speedtest.net hasil bandwidth adalah 10 Mbps up & 5 Mbps down (bandwidth sesungguhnya), tapi kemudian karena kita ingin hemat maka atur setengahnya, seperempatnya, atau bahkan lebih rendah dari bandwidth sesungguhnya contohnya dengan mengubahnya menjadi 5 Mpbs down dan 2 Mbps up.




4. Setelah itu, kita bisa membuka menu Advanced lagi dibawah kolom pengaturan bandwidth. Terdapat 3 pilihan yaitu high priority, middle priority, dan low priority.

  🍧 High

   merupakan prioritas utama

  🍨 Middle 

   merupakan prioritas standar atau penengah 

  🍩 Low  

   merupakan prioritas terendah

 

Namun kita hanya bisa membagi ketiga prioritas tersebut dengan total 100%, maksudnya kita harus menentukan seberapa persen bandwidth yang akan diatur dengan membaginya kepada tiga prioritas. Misalnya 85% untuk High, 10% untuk Mid, dan 5% untuk Low. Artinya 85% total bandwidth dialokasikan untuk perangkat yang menggunakan jaringan high priority, dan pengguna sisanya hanya 15% pada prioritas yang lain atau lebih mudahnya yang high ini yang punya koneksi atau bandwidth internet paling tinggi.




5. Setelah mengatur prioritas di advanced, kita tinggal memilah dan memilih mana saja pengguna yang terhubung dengan router yang akan masuk ke 3 prioritas jaringan yang kita buat. Misalnya memilih komputer Desktop sebagai client dengan kategori High priority, Smartphone tamu kategori Low priority, dan untuk gadget keluarga atau sisanya masuk ke kategori Middle priority. Caranya mudah, hanya klik Add pada kategori priorias yang kita pilih lalu Scan. Poin penting dalam memilih client untuk menentukan kategori bandwidth atau prioritasnya adalah kita harus tahu tentang nama perangkat tersebut.





6. Semuanya selesai, langkah terakhir adalah menekan tombol Save.



CATATAN:

*Fitur QoS ini tidak semua dimiliki oleh router TP-Link, kemungkinan hanya pada beberapa jenis atau tipe router saja seperti yang digunakan pada contoh di atas adalah TP-Link tipe TL-MR6400.


*Fitur QoS hanya dapat membatasi bandwidth download dan upload saja, serta tidak bisa mengatur bandwidth masing-masing pengguna, tetapi hanya dapat membaginya kepada 3 kategori yaitu High, Mid, dan Low.


*Dibandingkan dengan pengaturan pembatasan bandwidth di Mikrotik, tentu saja Mikrotik punya kualitas yang lebih baik. Karena QoS pada TP-Link ini terkadang tidak berjalan dengan semestinya, seperti yang saya alami setelah mengaturnya ternyata tetap saja bandwidth yang didapatkan tidak terkontrol. Seperti pengaturan High, Mid, dan Low, pada perangkat yang di set pada kategori Low ternyata setelah di tes bandwidthnya masih sama dengan yang kategori High, artinya pengaturan pembatasan dari QoS ini kenyataannya tidak berjalan dengan baik dan kemungkinan sangat mudah untuk jebol saat banyak yang mengakses. Bukan niatan untuk menjatuhkan brand, tapi memang begitu kenyataannya bahwa mikrotik masih unggul dalam pengaturan servicenya seperti pembatasan bandwidth, latency, jitter, dll. semuanya tampak profesional dan berfungsi.


No comments: